Jakarta, Ujian Nasional Tetap Diselenggarakan

Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta tetap berkomitmen melaksanakan Ujian Nasional (UN) bagi pelajar SMP, SMA/SMK, atau sederajatnya.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi di Jakarta, Kamis (3/12), mengatakan, langkah itu diambil jika hingga Maret 2010 belum ada keputusan resmi dari Depdiknas.


"Walau menunggu keputusan Depdiknas apakah akan melakukan amar putusan MA soal penghapusan penyelenggaraan UN bagi SMP, SMA, serta sederajatnya atau tidak, kami tetap persiapan UN," katanya.

Menurut dia, persiapan UN yang sudah dilakukan antara lain pengawalan dan pendistribusian soal-soal UN agar tidak terjadi kebocoran soal ujian.

Selain itu, katanya, Disdik DKI Jakarta juga akan menggunakan jasa PT Pos untuk mendistribusikan soal-soal ujian. Hal itu dilakukan karena kerahasiaan soal akan tetap terjamin hingga sampai ke sekolah-sekolah tujuan.

"Masanya tinggal 3 bulan 13 hari lagi. Jadi waktu yang tersisa bisa digunakan untuk melakukan persiapan intensif," ujarnya.

Taufik Yudi mengaku akan memberikan stimulus, pembinaan dan dorongan kepada semua kepala sekolah terkait persiapan UN. Hal itu untuk menciptakan suasana yang kondusif.

Ia juga menyatakan, pihaknya juga optimis mampu mencapai target kelulusan lebih dari 96 persen di DKI Jakarta.

Sebab, katanya, dilihat dari tingkat kelulusan UN SMP dan SMA di DKI tahun ajaran 2008/2009, tingkat kelulusannya telah mencapai 96 persen.

"Untuk UN tahun depan kami akan coba tingkatkan lagi angka kelulusannya," ujarnya.

Rincian UN SMP tahun 2008/2009 dengan jumlah peserta sebanyak 117.773 siswa (dari 1.030 sekolah), tingkat kelulusannya mencapai 99.81 persen. Nilai rata-rata yang dicapai adalah 6.92.

Kemudian UN SMA diikuti oleh 57.516 siswa dari 474 sekolah dengan tingkat kelulusan 96.57 persen. Nilai rata-rata yang dicapai adalah 7,19 untuk program studi IPA, 7.05 untuk IPS dan 6,51 untuk program bahasa.

Sedangkan untuk SMK jumlah peserta UN sebanyak 57.914 siswa dari 555 sekolah dengan tingkat kelulusan 97.65 persen. Kemudian jumlah peserta UN SD sebanyak 130.604 siswa dengan tingkat kelulusan 99,66 persen. (Berita8)

UN Dihapus, DKI Siapkan Standar Nilai Provinsi

Amar putusan Mahkamah Agung (MA) yang mengharuskan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menghapuskan penyelenggaraan ujian nasional (UN) bagi tingkat SMP, SMA, serta tingkat sederajat, masih menjadi polemik. Sambil menunggu keputusan dari Depdiknas, Dinas Pendidikan DKI kini sedang menyiapkan standar nilai provinsi sebagai penentu standar kelulusan untuk menggantikan standar nilai UN bagi siswa SMP dan SMA DKI.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) apakah akan melakukan amar putusan MA soal penghapusan penyelenggaraan ujian nasional (UN) bagi tingkat SMP, SMA, serta tingkat sederajat atau tidak

Kendati demikian, Dinas Pendidikan DKI sedang menyiapkan standar nilai UN yang akan diberlakukan jika Depdiknas menyatakan akan menghapus UN mulai tahun 2010. “Kami berinisiatif sendiri untuk mempersiapkan standar provinsi. Sebenarnya, untuk menentukan standar nilai kelulusan, sangat sulit jika diterapkan secara lokal dan sporadic,” kata Taufik Yudi di Jakarta.

Namun Taufik berpendapat, jika UN harus dihapus, akan cukup merepotkan seluruh pihak. Sebab, UN diperlukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam bersaing mencapai nilai tertinggi, serta sebagai penentu standar nilai dan angka kelulusan, baik secara regional maupun nasional.

Siswa SMP dan SMA serta tingkat sederajatnya mampu bersaing dengan siswa yang bersekolah di sekolah swasta atau sekolah khusus untuk anak-anak warga negara asing (WNA) yang saat ini sudah menjamur keberadaannya. “Justru dengan UN, siswa bisa lebih terpacu untuk meningkatkan kemampuannya. Jika alasan dihapusnya UN lantaran banyak daerah yang tidak mampu menjangkau tingkat kelulusannya, solusinya bukan UN dihapus. Tapi, bagaimana menpersiapkan siswa lebih siap lagi,” tegasnya.

Jika benar-benar UN dihapuskan Depdiknas, Taufik menekankan sebagai ibu kota Indonesia, Provinsi DKI siap menjadi pelopor mencari alternatif. Dalam waktu dekat, para pakar pendidikan akan dikumpulkan untuk merumuskan metode baru dan mencari alternatif apa yang paling bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di ibu kota.

Pihaknya optimistis sebelum ujian Maret tahun depan, penataan sudah bisa diselesaikan. Sebab, diakuinya, DKI tetap menjadi kunci. Jika DKI saja terlambat, daerah lain akan jauh terlambat.

Dinas Pendidikan DKI akan membuat standar nilai kelulusan secara menyeluruh dan mengikat lima wilayah DKI. Sebab, jika standar tidak dibuat dalam satu kesatuan, akan terjadi penilaian berbeda. Seperti Jakarta Barat standarnya A, Jakarta Selatan standarnya B. Dikhawatirkan akan menimbulkan kebingungan dalam penentuan standar dan tidak ada lagi persaingan sehat dalam dunia pendidikan.

"Kalau standarnya tidak ada, bagaimana mengukur kemampuan siswa. Katanya kita mau bersaing dengan Singapura. Dunia saja ada standar internasionalnya, masa kita tidak punya,” ungkapnya. Menurut Taufik, meskipun harapan memajukan siswa dengan UN pupus, pihaknya tidak akan patah arang.

Sekadar informasi, pada UN 2008/2009, standar kelulusan dinilai cukup wajar. Yaitu memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, atau memiliki nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran, dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.

Meskipun standar kelulusan nasional ditetapkan nilai rata-rata 5,5, sekolah elite di DKI banyak yang menetapkan angka di atas standar tersebut. Mulai dari rata-rata 7,0 hingga 8,0. Sedangkan jumlah peserta UN di DKI ada 118.261 orang, yaitu untuk Jakarta Pusat 12.691 orang, Jakarta Utara 17.626 orang, Jakarta Barat 24.388 orang, Jakarta Selatan 27.148 orang, Jakarta Timur 35.991 orang serta Kepulauan Seribu 417 orang.

Menurut Kabid Kurikulum Dinas Pendidikan DKI, Amsani Idris, semakin tinggi standar kelulusan diajukan akan semakin baik. Penetapan standar kelulusan lebih tinggi dibanding standar kelulusan nasional memang diizinkan. Syaratnya, sekolah yang bersangkutan mampu menunjukkan nilai kelulusan rata-rata terakhir dan menjadi kesepakatan guru, siswa, dan orangtua.

Kenaikan standar kelulusan yang diajukan mulai dari 6,0 hingga 8,0. Yang paling banyak 7,0 hingga 7,5. Di antara sekolah yang menaikkan standar kelulusan itu seperti SMA 8, SMA 13, SMA 70, SMA 78, SMA 81, SMA 21 serta SMA 66. Ada juga SMA Labshool, Al Azhar serta IPK. Secara nasional, standar kelulusan rata-rata 7,0. Di DKI sendiri, tahun lalu kelulusan SMA mencapai 94 persen, SMK 93,76 persen, SMP 99,98 persen. Sementara untuk SD dinyatakan lulus 100 persen.(BJ)

Wakil Walikota Minta Siswa Sekolah Di Jaktim Dukung Program Adipura

Para siswa sekolah diharapkan ikut membantu upaya Pemkot Jakarta Timur dalam menciptakan kebersihan lingkungan. Upaya tersebut bisa dimulai dari lingkungan sekolah dan tempat tinggal masing-masing.


“Upaya menciptakan lingkungan bersih bukan hanya tanggungjawab pemerintah semat, namun juga tanggungjawab masyarakat dan para siswa sekolah,” kata Wakil Walikota Jakarta Timur Drs. H. Asep Syarifudin, dihadapan para siswa dan pengajar di SMAN 61 Jakarta, saat menjadi Inspektur Upacara (Irup), di sekolah tersebut Senin (30/11).


Asep mengatakan, saat ini Pemkot Jakarta Timur sedang berupaya keras untuk mempertahankan Piala Adipura yang merupakan lambang supremasi tingkat nasional dibidang kebersihan. “Persaingan untuk mendapatkan Piala Adipura setiap tahun semakin berat. Kota-kota di Indonesia tentunya saling berlomba untuk mendapatkan piala tersebut yang pada tahun lalu diborong oleh lima wilayah kota di Provinsi DKI Jakarta,” terang Wakil Walikota.


Sebagai kota metropolitan dan berada di Ibukota negara, tentunya sangat ironis bila Jakarta Timur tidak berhasil mendapatkan Piala Adipura. Untuk itu dirinya mengajak, seluruh siswa sekolah di Jakarta Timur untuk mendukung program Adipura.


“Selain bersaing dengan wilayah lain di DKI, Jakarta Timur juga bersaing dengan kota-kota besar lainya di Indonesia. Saat ini ada tiga kota yang jadi saingan berat yaitu Palembang, Surabaya, dan Bekasi. Ketiganya saat ini sedang berjuang cukup keras untuk merebut Piala Adipura yang jumlahnya hanya lima,” ujarnya.


Pada kesempatan tersebut dirinya juga mengharapkan nilai-nilai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus mulai ditanamkan sejak usia dini. Menurut Asep, lingkungan sekolah merupakan tempat pembelajaran dan penerapan PHBS, selain di lingkungan rumah dan masyarakat.


“Saya mengharapkan seluruh siswa Jakarta Timur dalam kehidupan keseharianya di sekolah dapat menerapkan PHBS, sehingga dapat membudaya demi terciptanya masyarakat yang bersih dan sehat,” katanya.


Menurut Wakil Walikota, PHBS di sekolah harus diterapkan oleh seluruh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran. “Lewat penerapan PHBS di sekolah ini diharapkan secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat,” ujar Asep.


Asep dalam kesempatan ini juga meminta kepada para murid agar belajar dengan sungguh-sungguh, untuk bekal hidup mereka kelak. Menurut Wakil Walikota, pendidikan merupakan modal utama yang harus dimiliki setiap anak bangsa untuk dapat bersaing di era globalisasi seperti sekarang ini.


“Tanpa pendidikan yang cukup dan memadai, kita tidak bisa bersaing dengan bangsa lain. Untuk itu saya berpesan untuk terus belajar dan mencari ilmu sebanyak-banyak sebagai modal dalam memasuki dunia kerja,” pesannya. (Rodin Daulat/Kominfomas JT/jakarta.go.id)

Kelulusan UN SMP DKI Jakarta 99,8%

Angka kelulusan ujian nasional (UN) SMP di DKI Jakarta mencapai 99,805 persen. Dari Dari 132.956 peserta UN, ternyata yang lulus mencapai 132.697 peserta (99,805 persen) dan yang tidak lulus hanya 259 siswa (0,195 persen). Angka kelulusan UN SMP tersebut diumumkan Sabtu (20/6). Pengumuman kelulusan itu telah dilakukan masing-masing sekolah melalui pesan singkat atau SMS, telepon, website, email, pos, jasa kurir, dan ditempel di papan pengumuman.

Kepala Dinas Pendidikan DKI, Taufik Yudi Mulyanto, mengatakan, nilai rata-rata kelulusan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia 7, 45, Bahasa Inggris 6,86, Matematika 6,95, dan IPA 6,66. Bahkan ada tiga siswa yang mendapatkan nilai 10 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, 48 siswa untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, 3.608 siswa untuk mata pelajaran Matematika, serta 65 siswa untuk mata pelajaran IPA.

Kendati begitu, hasil UN ini diketahui jumlah siswa yang mendapatkan nilai 10 adalah Bahasa Indonesia 3 orang, Bahasa Inggris 48 siswa, Matematika 3. 608 siswa dan IPA 65 siswa.

"Peserta UN yang dinyatakan tidak lulus dapat mengulang di tahun berikutnya. Namun jika tidak mau, maka dapat mengikuti ujian paket B yang kemungkinan digelar awal Juli mendatang," ungkapnya, Sabtu (20/6).

Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI, Kamaluddin, mengatakan, kualitas lulusan tahun ini banyak mengalami peningkatan, terutama untuk mata pelajaran Matematika. "Peningkatan kualitas lulusan ini disebabkan sekolah lebih siap menghadapi ujian nasional. Kemudian meningkatnya pembinaan dari Dinas Pendidikan DKI, guru, kepala sekolah utamanya dalam KBM. Kita juga sering menggelar doa bersama di komunitas pendidikan," jelas Kamaluddin.

Tahun depan, kata Kamaluddin, pihaknya akan melakukan beberapa program untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti akan membuat kontrak kerja antara dinas dengan sudin dan sudin dengan kepala sekolah. "Kami juga akan melengkapi sarana prasaran pendidikan baik segi kualitas maupun kuantitasnya," imbuh Kamal.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan SMP/SMA, Amsani Idris, mengatakan, angka kelulusan UN SMP tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 99,09 persen. Sementara, peringkat pertama angka kelulusan UN SMP negeri di DKI Jakarta masih diraih oleh SMPN 115. Seperti untuk mata pelajaran Matematika dan IPA, sekolah tersebut menduduki peringkat pertama.

Kepala SMPN 115, Adi Dasmin, saat dikonfirmasi via ponselnya mengatakan, sekolah yang dipimpinnya itu sejak dua tahun bertutur-turut menduduki peringkat pertama. "Untuk siswa terbaik diraih oleh Alida Efthyani dan disusul ole Widyani Rachmi," ujarnya.

Dari 337 peserta UN, selain angka kelulusannya 100 persen juga banyak siswa yang meraih nilai 10. Untuk mata pelajaran Matematika ada 98 siswa, Bahasa Inggris 4 siswa, dan IPA 24 siswa.

Sekadar diketahui, saat ini di Jakarta terdapat 1.246 SMP negeri dan 999 SMP swasta. Sedangkan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terdapat 5 SMP negeri dan 2 SMP satu atap dengan SD/SMA.(beritajakarta)

Profil Sekolah


  1. Nama Sekolah:

  2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 268 Jakarta
  3. Nomor Statistik Sekolah:

  4. 201016405339
  5. Tipe Sekolah:


  6. Alamat Sekolah:

  7. Jln. SD. Inpres Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur Kode Pos 13650
  8. Provinsi:

  9. DKI Jakarta
  10. Nomor Telepon Sekolah:

  11. (021) 8007517
  12. Alamat E-mail Sekolah:

  13. smpn-268@yahoo.co.id
  14. Status Sekolah:

  15. Negeri
  16. Nilai Akreditasi Sekolah:

  17. B / 2004
  18. Kepala Sekolah:

  19. Drs. Humisar Sihite, M.Mpd
  20. Wakil Kepala Sekolah:

  21. Gunadi, S.Pd
  22. Jumlah Siswa:


powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme
This template is brought to you by : allblogtools.com | Blogger Templates